Tiga Buah Model Pengembangan Perangkat Lunak


A.  Model  sekuensial linear 


Model sekuensial linear disebut juga model waterfall atau air terjun.  Model ini peertama kali muncul pada tahun 1970 yang diperkenalkan oleh WinstonW.Royce. walaupun sudah dikenal dalam waktu yang lama dan sering di anggap kuno tetapi model ini paling banyak dipakai dalam industri perangkat lunak .
Pada model Waterfall atau disebut  model air terjun, ada beberapa fase yang harus kita terapkan, yaitu:
1.    Analisi kebutuhan lalu pendefenisiannya
2.    Perancangan Sistem dan Perangkat lunaknya
3.    Implementasi dan unit testing
4.    Integrasi dan pengujian sistem
5.    Pengoprasian dan persawatan
Dimana sebuah proses akan kembali ke state sebulumnya agar tidak ada perubahan setelah proses menuju state di bawahnya sebab sangat sulit, berikut gambar model Sekuensial linier :





Setiap model pasti ada kekurangan dan kelebihan, dan berikut merupakan kekurangan dan kelebihan dari model Waterfall :

Kekurangan Model Waterfall:
• Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan  

   pada tahap awal proses.
• Hal ini mengakibatkan sulitnya untuk merespon perubahan kebutuhan pengguna (user).
• Model air terjun harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan baik.


Kelebihan Model Waterfall:
• Bisa digunakan jika suatu persyaratan untuk membuat suatu software sudah dipahami dengan baik dan sudah lengkap semua persyaratan yang ada.



B.  Model RAD (Rapid Application Development) 
 
Merupakan model proses pengembangan perangkat lunak secara linear sequential yang menekankan pada siklus pengembangan yang sangat singkat/pendek. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60-90 hari). Pendekatan RAD model menekankan cakupan :


a. Pemodelan bisnis (Bussiness Modelling)
Aliran informasi diantara fungsi-fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis ? Kemana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya ? 


b. Pemodelan data (Data Modelling)
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase pemodelan bisnis disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik/atribut dari masing-masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek-objek tersebut didefinisikan. 


c. Pemodelan proses (Process Modelling)
Aliran informasi yang didefinisikan dalam fase pemodelan data ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus atau mendapatkan kembali sebuah objek data. 


d. Pembuatan aplikasi (Application generation)
Selain menciftakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memakai lagi komponen program yang telah ada atau menciftakan komponen yang bias dipakai lagi. Pada semua kasus, alat-alat Bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi kontruksi perangkat lunak. 


e. Pengujian dan pergantian (Testing and turnover)
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen yang telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tapi komponen baru harus diuji.

Ganmbar Model RAD :


Kelemahan model  RAD :

a. Untuk proyek dengan skala besar, RAD membutuhkan sumber daya manusia yang cukup untuk membentuk sejumlah tim RAD yang baik.
b. RAD membutuhkan pengembang dan pemakai yang mempunyai komitmen dalam aktivitas rapid-fire untuk melaksanakan aktivitas melengkapi sistem dalam kerangka waktu yang singkat. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD gagal.
Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD.bila system tidak dapat dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat problematic. RAD menjadi tidak sesuai jika risiko teknisnya tinggi.


C.  Model Prototype

Metode prototyping adalah sistem informasi yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.

Gambar Model Prototype :


 

a. Jenis-Jenis Prototyping

•  Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk
    system informasi yang akan disusun.
•  Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
•  Desain Prototyping -  digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang akan digunakan.
•  Implementation prototyping – merupakan lanjytan dari rancangan protipe, prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan digunakan.

Adapun keunggulan dan kelemahan dalam model prototype:
Keunggulan Prototyping:
1.    User dapat berpartisipasi aktif
2.    Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3.    Mempersingkat waktu pengembangan SI

Kelemahan Prototyping :
1.    Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2.    Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3.    Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
4.    Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
5.    Prototype terlalu cepat selesai


Sumber :


http://sisfo08.blog.com/2011/10/metodologi-pengembangan-sistem-informasi/
http://news.palcomtech.com/2013/05/metode-dan-tahapan-pengembangan-perangkat-lunak/ 

http://kuliahku-kampusku.blogspot.com/2013/05/metode-pengembangan-perangkat-lunak_19.html


 




0 comments:

Post a Comment

Support by

Support by
Powered by Blogger.

Labels